Selama pandemi Covid-19 masih mewabah, sekolah, atas kebijakan pemerintah yang diwakili oleh Kemendikbud RI mewajibkan peserta didiknya untuk belajar di Rumah Era Digital Peran Guru Bisa Digantikan Teknologi.
Kegiatan belajar dirumah atau pembelajaran online sudah hampir 1 bulan dilakukan oleh murid dan juga guru untuk melanjutkan kegiatan belajar-mengajar dari yang tadinya di sekolah (offline) menjadi pembelajaran online dengan menggunakan teknologi, Bagi murid-murid yang notabenenya mereka adalah digital native atau generasi digital tidak begitu sulit untuk merubah pola pembelajaran dari dunia nyata menjadi dunia maya. Namun, bagi para guru tentu mereka harus belajar ekstra keras untuk memutar otak yaitu bukan hanya bagaimana materi tersampaikan, tetapi juga metode belajar dengan teknologi seperti apa yang bias dilakukan, Mungkin terbersit pemikiran bahwa jangan-jangan memang kedepannya proses belajar-mengajar memang harus seperti ini, dimana guru tidak harus bertatap muka dengan siswa dalam kelas secara klasikal.
Namun dengan situasi yang saat ini sedang terjadi ternyata pembelajaran online yang baru akan terlaksana beberapa tahun ke depan, justru datang di saat yang tidak terprediksi baik itu oleh murid apalagi oleh guru itu sendiri, Dalam perjalanan yang hampir sekitar 1 bulan pembelajaran online ini berlangsung, ternyata teknologi apapun itu (pertemuan daring, chat grup media sosial atau lainnya) ternyata tidak bisa menggantikan sosok fisik seorang guru. Jika dahulu murid selalu bertanya kapan libur karena mereka mungkin jenuh dengan mengikuti pembelajaran dari pagi hingga sore selama 5 hari atau bahkan ada yang 6 hari sekolah, maka bisa jadi yang terjadi saat ini mereka merindukan berangkat ke sekolah dalam artian secara nyata bukan melalui teknologi, Peran sentral seorang guru juga meski dia mengajar melalui video dengan berbagai aplikasi (zoom, google meet, dll) nyatanya suasana yang terbangun bukan kondisi kelas seperti biasanya. Apalagi jika terkendala dengan jaringan internet, maka bisa jadi proses pembelajaran tidak akan efektif seperti jika di dalam kelas.
Teknologi memang diciptakan untuk melengkapi dan membantu manusia dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya, namun bukan untuk menggantikannya. Baik murid maupun guru sebenarnya tetap butuh untuk pertemuan kelas secara nyata bukan hanya virtual atau lewat online. Akan tetapi, tentu hal tersebut tidak bisa dilakukan saat ini karena memang situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, Selain itu, peran utama dari seorang guru bukan hanya pengajar yang menyampaikan materi saja kepada murid, namun juga sebagai pendidik yaitu mengajarkan juga tentang pendidikan karakter pada siswa tersebut. Jika peran guru hanya dilihat sebatas penyampaian materi, maka mungkin teknologi bisa menggantikannya karena tinggal ketik suatu kata maka akan muncul ratusan bahkan ribuan informasi dari berbagai sumber. Akan tetapi, peran guru yang utama justru mendidik karakter murid tidak hanya secara kognitif (pengetahuan) tapi juga secara afektif (sikap), dan yang menjadi pertanyaan besarnya ialah bisakah teknologi menggantikan peran seorang guru atau pendidik dalam mendidik murid secara karakter.
Grahita Indonesia Salah satu lembaga psikologi terbaik di indonesia yang berlokasi di tangerang karawaci banten Indonesia.
Informasi Psikologis
Head Office : 021-5517190/0812-5883-855
Official Website : www.grahita.org
Office Location : Heartline Centre, Jl. Permatasari No. 1000 Lippo Karawaci, Tangerang, Banten