Cara Jitu Mencegah Penculikan Anak

Cara Jitu Mencegah Penculikan Anak,Maraknya kasus penculikananak, membuat para orangtua waspada dalam menjaga anaknya.

Cara Jitu Mencegah Penculikan Anak2

Cara Jitu Mencegah Penculikan Anak2

Maraknya kasus penculikan yang terjadi saat ini, membuat para orangtua perlu waspada dalam menjaga anak-anaknya, terutama bila andamemiliki putra dan atau putri yang masih berusia balita.

Banyak motif para penculik melaku-kan kejahatannya. Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang Kompol Edison Harefa mengatakan bahwa salah satu motif penculikan yang terjadi di kawasan Jakarta dan sekitarnya adalah ingin menghasilkan uang dengan cara mengeksploitasi korban penculikan menjadi pengemis jalanan, Salah satu peran penting orangtua adalah memastikan keselamatan anak, di mana pun berada.Situs Halo Sehat memberi beberapa tips bagi orangtua sebagai cara yang cukup jitu untuk menghindari kasus penculikan anak.

1. Beri pemahaman kepada anak Untuk menghindari kasus penculikan anak, tak hanya orangtua saja yang harus bekerja ekstra untuk mengawasi si kecil. Anak Anda yang notabene sebagai objek penculikan justru juga harus dilibatkan, Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberi pemahaman kepada anak tentang kasus-kasus penculikan yang tengah marak saat ini, Akan tetapi pastikan bahwa Anda tidak memberi-kan informasi yang justru membuat mereka merasa ketakukan atau merasakan kecemasan berlebihan. Sampaikan dengan cara yang santai tapi tetap menitik beratkan keseriusan masalah tersebut Jangan lupa, beri tahu anak Anda tentang cara dasar menghindari dan melarikan diri dari situasi yang berpotensi membahayakan mereka.

2. Pastikan anak Anda tahu data dirinya sendiri Untuk menghindari kasus penculikan anak, ajarkan kepada buah hati Anda untuk mengingat nama lengkapnya sendiri, alamat lengkap rumah (termasuk kecamatan, kelurahan, dan kode pos), dan nomor telepon ayah dan ibu. Beri tahu juga nomor telepon penting lainnya yang sewaktu-waktu bisa dihubungi dalam keadaan darurat, seperti nomor ban-tuan polisi (110).

3. Jangan sebarkan informasi tentang anak di media social Semakin canggihnya teknologi, pastikan Anda harus mengimbanginya dengan lebih bijak. Ingat, selain jadi pusat informasi, internet juga bisa jadi tempat mata-mata orang yang mungkin saja ingin berniat jahat terhadap keluarga Anda. Jadi, tak menutup kemungkinan kalau kasus penculikan yang kini marak ber-sumber dari media social, Oleh karena itu, jadikan keamanan online sebagai prioritas. Hindarimemosting foto anak-anak Anda di yang sudah memiliki anak remaja,awasi selalu aktivitas mereka ketika menggunakan internet, Ingatkan mereka untuk tidak memosting informasi pribadi, ter-masuk nomor telepon anak, alamat rumah, dan alamat sekolah di media sosial.

4. Pilih pengasuh anak dengan hati-hati Jika tidak memungkinkan untuk mengajak anak ke kantor, Anda bisa menyewa pengasuh atau menitipkan si kecil di tempat penitipan anak, Namun pastikan Anda melakukan-nya dengan cara yang sangat hati-hati. Sering kali kasus penculikan anak dimulai dari pengasuh yang tidak bertanggung jawabnNah, Anda tak mau, kan, ada hal-halburuk yang terjadi untuk buah hatintercinta? Oleh karena itu, cari tahu informasi sebanyak-banyaknya me-ngenai pengasuh dan tempat pe-nitipan anak dari berbagai sumber,termasuk pada kerabat atau teman Anda. Sewalah pengasuh yang memang sudah terbiasa mengurus anak-anak karena hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah berpengalaman dan bisa beradaptasi dengan semua kelakuan anak.

5. Jangan pernah tinggalkan si kecil sendirian Dalam kondisi apa pun, pastikanAnda tidak pernah meninggalkan sikecil sendirian barang sedetik saja Pasalnya, beberapa kasus penculikan disebabkan akibat orangtua yang lengah ketika menjaga anaknya Apalagi jika Anda mengajak si keciljalan-jalan di tempat umum. Hal ini juga berlaku pada anak yang sudah mulai beranjak besar atau remaja. Pada anak yang mulai beranjak remaja, usahakan Anda selalu memantau dan mengawasi semua kegiatan yang mereka lakukan. Anda bisa meminta anak Anda mengabari setiap kali mereka akan beraktivitas atau pergi ke suatu tempat. Sebaliknya, Anda juga bisa me-nelepon atau berkirim pesan lewat ponsel untuk sekedar menanyakan keadaanya. Ingat bahwa, hal ini bukan sebagai bentuk kekangan, tapi pengawasan. Sampaikan pada anak bahwa cara ini dilakukan semata-mata untuk melindungi mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan. Setiap orangtua memiliki cara mengawasi anak yang berbeda-beda. Sepakati apa yang paling baik untuk anak dan juga diri Anda sebagai orangtua.

6. Ajarkan anak ke pusat informasi Meski Anda tidak berharap terpisah dari anak ketika sedang asyik-asyiknya belanja di swalayan atau mall, pastikan Anda selalu menyiapkan kemungkinan terburuk. Untuk menghindari kehilangan se-kaligus penculikan anak di mall atau swalayan, Anda bisa mengajarkan mereka untuk berani mencari pusat informasi terdekat di tempat tersebut. Sebagian besar mall atau swalayan biasanya memiliki prosedur darurat untuk menangani anak-anak yang terpisah dari orang-tuanya. Beri tahu putra-putri Anda untuk tetap tenang dan tidak panik ketika tahu dirinya terpisah dari orangtuasaat berada di tempat umum. Kepanikan yang muncul pada raut wajah anak kadang kala justru dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk berbuat jahat. Setelah itu, mintalah putra-putri Anda segera menghampiri petugas informasi atau satpam terdekat agar petugas tersebut untuk meng-informasikan bahwa ia sedang terpisah dari Anda. Bila perlu, anak juga bisa meminta petugas untuk menghubungi nomor telepon Anda atau pasangan Anda.

7. Minta anak untuk tidak berinteraksi dengan orang asing Ajari anak Anda agar tidak menerima permen atau hadiah dari orang asing yang tidak mereka kenal. Selain itu, ajari juga anak Anda agar tidak pergi ke mana pun dengan orang yang tidak ia kenal, meski orang tersebut terlihat baik-baik dan tampak menyenangkan. Sampaikan pada anak untuk me-ngatakan ‘tidak’ kepada siapa pun ketika ada orang yang meminta mereka melakukan hal-hal yang menurut Anda salah, atau menyentuh mereka dengan cara
yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Ajarkan juga anak Anda untuk tidak sembarangan ketika naik mobil atau motor. Pastikan anak tahu mobil atau motor siapa saja yang boleh mereka tumpangi dan siapa saja yang tidak. Mintalah anak untuk menjauh dari mobil apa pun yang berhenti di samping mereka dan dikendarai oleh orang asing, bahkan jika orang itu terlihat bingung. Selain itu, buatlah kode khusus untuk setiap anggota keluarga (meliputi pengasuh dan supir jika ada) dan ingatkan anak-anak untuk tidak memberi tahu kode tersebut pada siapa pun. Misalnya, anak hanya boleh naik kendaraan ketika pengemudi memanggil nama rumah mereka. Mintalah anak untuk lari dan berteriak jika seseorang mencoba mengikuti mereka ataumencoba memaksa mereka masuk ke mobil.

8. Pastikan pintu rumah selalu terkunci Jika Anda memiliki anak remaja di rumah, mintalah mereka untuk selalu mengunci pintu atau jendela di rumah rapat-rapat. Sampaikan juga pada anak untuk tidak memberi tahu siapapun yang mengetuk rumah atau menelepon bahwa anak sedang sen-dirian di rumah.,Agar lebih aman, Anda juga bisa pasang CCTV di bagian-bagian rumah yang rawan, misalnya pagar depan atau belakang rumah. Bentuk komunikasi antara orangtua dan anak sangat berpengaruh ter-hadap kualitas hubungan mereka ke-duanya, sekaligus berpengaruh ter-hadap perkembangan emosi anak-anak. Membangun komunikasi dengan anak yang positif sejak anak kecil dapat membantu dalammengembangkan kepercayaan diri anak, membangun rasa harga diri anak, anak merasa lebih berharga, membangun konsep diri anak yang positif, dan dapat membantu anak dalam membangun hubungan dengan orang lain yang ada di se-kitarnya. Penulis media, Kate Rockwood memberi anda beberapa langkah yang bagus untuk membangun komunikasi dengan putra dan atau putri anda. Pilihlah Waktu yang Tepat Waktu saat berkomunikasi sangat menentukan hasil dan kualitas komu-nikasi yang sedang berlangsung. Studi membuktikan bahwa pagi hari di akhir pekan merupakan waktu yang sangat cocok untuk berkomu- nikasi pada anak-anak. Waktu ini, anak sedang tidak terlalu terburu-buru oleh kegiatan sekolah, dan anda juga mempunyai banyak waktu untuk sekedar bercengkerama dengan anak-anak pada saat ini. Berlatih terlebih dahulu. Sangat sulit bagi orangtua untuk berkomunikasi secara sepontan, ketika dalam kondisi emosional yang tinggi. Dr. Huebner mengemukakan bahwa keberhasilan awal dalam berkomunikasi dengan anak, akan menentukan hasil komunikasi berikutnya. Berlatih merupakan cara yang paling ideal untuk mengatasi berbagai emosi yang akan berlangsung ketika berkomunikasi dengan anak anda. Bicaralah pada level mereka. Paige Greytok, seorang psikoterapis keluarga di Greenwich, Connecticut menyebutkan bahwa kegagalan komunikasi antara orangtua dan anak lebih disebabkan karena orangtua terlalu sering membanjiri masalah-masalah yang kompleks yang bukan lagi menjadi level untuk dibicarakan dengan anak-anak mereka.

Grahita Indonesia Salah satu lembaga psikologi terbaik di indonesia yang berlokasi di karawaci tangerang siap membantu dan memberikan solusi permasalahan anda bagaimana membentuk pola pikir anak anda menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

Info Psikologi:

www.grahita.org
021-5517190 / 0812-5883-855